Title
: “Belongs To You (Part 3)”
Author
: reny (@1206dpe)
Cast:
-
Cho Kyuhyun
-
Kim Yoonhae
-
Other casts
~00~~00~~00~
Pernikahan
Kyuhyun dan Yoonhae sudah berjalan satu bulan. Tapi sepertinya hubungan mereka
masih tetap sama seperti dulu. Hubungan mereka susah untuk dijelaskan. Hanya di
depan keluarga mereka saja mereka bersikap selayaknya suami-istri. Tapi di
kampus mereka bahkan seperti orang yang tidak saling mengenal. Yoonhae memang
meminta Kyuhyun untuk tidak menemuinya
di kampus karena dia tidak ingin menjadi bulan-bulanan para gadis yang
mengejar-ngejar Kyuhyun. Mereka bertukar telepon atau sms hanya saat salah satu
membutuhkan yang lain.
"Yeobseo."
"Eo?"
"Kyu
apa week end ini kau sibuk?"
"Sepertinya
tidak. Wae?"
"Omma
baru saja menelponku. Omma dan appa meminta kita mengunjungi mereka akhir
minggu ini. Otte?"
"Ehm.
Joha. Kita ke Busan hari sabtu ini."
"Joha.
Keureom aku akan mengabari omma."
***
Kyuhyun
& Yoonhae baru saja sampai di Busan. Mereka segera menuju ke rumah orang
tua Yoonhae menggunakan taksi.
"Ommaaa
appaaa kami dataaaaang."
"Omo!
Yoonhae-ah kau datang juga. Aigoo omma sangat merindukanmu." kata Nyonya
Kim sambil memeluk anak semata wayangnya, Yoonhae.
"Ommoniem
abeoniem apa kabar?" tanya Kyuhyun.
"Uri
gwaenchana Kyuhyun-ah. Bagaimana kabar kalian berdua?"
"Uri
do gwaenchana omma (kami berdua juga baik-baik saja omma)." jawab Yoonhae.
"Kalian
pasti lelah. Istirahatlah sebentar." kata Tuan Kim.
"Aniyo
appa. Nan jeongmal bogoshipposeo (aku sangat merindukan kalian) jadi aku ingin
ngobrol banyak dengan omma dan appa."
"Ahh
keudaeyo? (Ahh benarkah?) Kalau begitu kita mengobrol di taman belakang saja.
Omma akan menyiapkan makanan kecil untuk
menemani kita."
"Aku
bantu omma."
Yoonhae
mengikuti Nyonya Kim menyiapkan makanan kecil dan minuman sedangkan Kyuhyun
mengikuti Tuan Kim menuju taman belakang.
"Bagaimana
pernikahan kalian berdua?"
"Ye...ahh
kami bahagia abeoniem."
"Appa
harap kalian berdua menjaga pernikahan kalian baik-baik."
"Ahh
ye abeoniem."
"Kyuhyun-ah
ngomong-ngomong kapan kalian akan punya anak? Appa dan omma sangat ingin
memiliki cucu dari kalian."
"Nae?"
-Yoonhae
P.O.V-
Aku
baru kembali dari dapur sambil membawa makanan kecil saat kudengar appa
berbicara pada Kyuhyun. Appa dan omma ingin cucu dari aku dan Kyuhyun? Omo!
Bagaimana ini? Mana mungkin kami bisa memberi mereka cucu?
"Itu
benar Kyuhyun-ah kami berdua sangat menginginkan cucu dari kalian." Omma
yang berjalan dibelakangku menyetujui perkataan appa.
"Keu...keundae
omma...aku masih belum siap memiliki anak."
"Wae
Yoon-ah? Memiliki anak itu sesuatu yang menyenangkan."
aku
melirik ke arah Kyuhyun dengan pandangan 'bagaimana ini' dan Kyuhyun membalas
dengan pandangan 'aku tidak tahu'.
"Ehm..ommoniem
abeoniem mungkin Yoonhae belum siap memiliki anak karena kami masih sama-sama
kuliah."
"Aigoo
itu tidak jadi masalah Kyu. Dulu omma juga sedang mengandung Yoonhae saat mengerjakan
skripsi omma. Tapi Yoonhae appa sangat perhatian pada omma. Dia banyak membantu
omma pada saat itu." kata omma sambil melihat appa yang sedang
senyum-senyum.
"Yoon-ah
Kyuhyun-ah pertimbangkan usul appa dan omma ya." kata appa.
"Ahh
nae..." jawabku dan Kyuhyun berbarengan.
"Oh
iya kalian menginaplah disini mumpung appa dan omma sedang ada di rumah."
"Menginap?"
-Yoonhae
P.O.V End-
"Kyu
umm...soal omongan orang tuaku tadi...jangan hiraukan."
"Omongan
apa?" Kyuhyun masih asyik berkutat dengan PSPnya.
"Soal....anak."
Kyuhyun
berhenti memainkan gamenya. Ia meletakkan PSPnya lalu menatap Yoonhae.
"Kau
tidak ingin memiliki anak dariku?"
"Mwo?
Sirheo! Aku tidak mau punya anak darimu. Kau harus ingat perjanjian kita."
kata Yoonhae sambil menyilangkan tangan di depan dadanya.
"Tapi
orang tuamu sangat menginginkannya kan?" goda Kyuhyun.
"Sirheo.
Hidupku sudah cukup kacau sejak aku mengenalmu. Aku tidak mau hidupku semakin
kacau dengan hadirnya anak darimu. Lagipula 2 bulan lagi kita akan
bercerai."
"Ya!
Kecilkan suaramu Kim Yoonhae. Kau mau orang tuamu tahu rencana kita huh?"
Yoonhae
menutup mulut dengan tangannya.
"Mianhae.."
"Sudahlah
aku juga tidak mau punya anak dari wanita sepertimu."
"Mwo?
Wanita sepertiku? Apa maksudmu dengan wanita sepertiku huh?"
"Kau
sama sekali tidak lembut. Mana mungkin aku rela membiarkan anakku memiliki ibu
sepertimu."
"Ya!
Cho Kyuhyun seharusnya kau berterima kasih padaku karena aku bersedia menjadi
istri pura-puramu bukannya malah mengataiku seperti itu."
"Terserah
kau saja." Kyuhyun lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur Yoonhae.
"Ya!
Kau tidak boleh tidur di kamarku." kata Yoonhae sambil menarik tangan
Kyuhyun.
"Mwo?
Lalu aku harus tidur dimana?"
"Terserah
kau mau tidur dimana asal tidak di kamarku."
"Kau
mau orang tuamu curiga melihatku tidur di sofa?"
"Oh
um....keureom kau tidur di bawah saja kalau begitu."
"Mwo?
Di lantai maksudmu?"
Yoonhae
menyerahkan selimut tebal pada Kyuhyun.
"Igeo...kau
pakai ini untuk tidur." lalu Yoonhae pun segera naik ke tempat tidurnya.
"Aigoo
kenapa tidak ada sofa di kamarmu huh?"
"Aku
tidak perlu itu."
"Haish!
Kau benar-benar menyuruhku tidur di lantai?"
"...."
Tidak
ada jawaban dari Yoonhae.
"Haish!
Geu yeoja jinjja! (Gadis ini benar-benar!)"
Kyuhyun
membungkus tubuhnya dengan selimut Yoonhae lalu ia tidur di lantai sedangkan
Yoonhae sepertinya dia sudah berada di alam mimpinya.
Malam
semakin larut dan udara Busan malam itu cukup dingin. Yoonhae terbangun dari
tidurnya karena merasakan dinginnya hawa malam itu. Dia menarik selimut lebih
tinggi hingga ke leher lalu kembali tidur.
"Omo!
Kyuhyun." Yoonhae tiba-tiba terlonjak ketika teringat bahwa malam itu dia
menyuruh Kyuhyun untuk tidur di lantai. Segera ia turun dari tempat tidurnya
dan menghampiri Kyuhyun. Laki-laki itu tidur meringkuk sambil memeluk tubuhnya
sendiri. Selimut menutupi hampir seluruh tubuhnya.
"Omona!
Kyu bangun." Yoonhae menggoyang-goyang tubuh Kyuhyun. Namun tidak ada
reaksi.
"Kyuhyun
bangunlah. Kau boleh tidur di tempat tidurku."
"Hmm.
Dingin sekali." Laki-laki itu terbangun. Tubuhnya sedikit gemetar.
Sepertinya dia kedinginan.
"Bangunlah.
Kau boleh tidur di tempat tidurku."
"Lalu
kau?"
"Kita
bisa berbagi."
Kyuhyun
mengangguk. Yoonhae segera membantu laki-laki itu untuk bangkit dan menuntunnya
ke tempat tidurnya yang sebenarnya tidak cukup besar. Kyuhyun berbaring masih
dengan memeluk dirinya sendiri. Lalu Yoonhae berbaring disampingnya dengan
sedikit menjaga jarak.
"Kau...kedinginan?"
tanya Yoonhae.
"Menurutmu?"
"Mianhae...aku
tidak bermaksud membuatmu jadi begini."
"Kau
harus bertanggung jawab."
"Mwo?"
"Aku
kedinginan karena kau. Jadi kau harus bertanggung jawab Kim Yoonhae."
Yoonhae
tidak bisa mengelak karena memang dia yang menyuruh laki-laki itu tidur di
lantai kamarnya yang cukup dingin.
"Jo...joha.
Apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan aku?"
"Peluk
aku."
"Nae?"
Yoonhae memelototkan matanya lebar-lebar.
"Peluk
aku. Kau tidak dengar?"
"Keu...keundae..."
"Kalau
begitu tidak akan kumaafkan." kata Kyuhyun sambil merubah posisi
membelakangi Yoonhae.
"Joha."
Mendengar
Yoonhae menyetujui persyaratannya Kyuhyun pun tersenyum penuh kemenangan. Lalu
dia berbalik menghadap Yoonhae.
"Ayo
peluk aku." kata Kyuhyun.
Ragu,
Yoonhae perlahan mendekati Kyuhyun yang masih meringkuk di balik selimut.
"Keundae
Kyu..."
"Mwo?
Kau tidak mau? Keureom..."
"Ani..ani..ani..aku
mau."
Sekali
lagi senyum iblis itu terpampang di wajah Kyuhyun. Kyuhyun membuka selimutnya
lebar-lebar.
"Ya!
Mwohaneungeoya (apa yang kau lakukan)?"
"Kalau
kau memang mau menghangatkan tubuhku ayo kemarilah."
"Kau..."
Tanpa
banyak bicara Kyuhyun mendekati Yoonhae lalu menariknya ke dalam selimut.
-Yoonhae
P.O.V-
Kyuhyun
menarikku ke dalam selimutnya lalu memelukku.
Deg...deg...deg...
Aku
merasa jantungku bekerja 2x lebih cepat dari biasanya. Apa ini? Aku bisa
merasakan tubuh laki-laki itu bergetar dan terasa dingin. Namun tubuh dinginnya
mampu mengalirkan panas ketubuhku dan membuat darah di dalam tubuhku berdesir
hebat.
"Tubuhmu
hangat."
"Eh?
Kyu.."
Kyuhyun
mempererat pelukannya hingga aku bisa mencium aroma maskulin tubuhnya. Wajahku
berada di lehernya kini. Kami berdua sangat dekat. Ya Tuhan. Kenapa aku ini?
Kenapa hatiku tiba-tiba kacau begini? Laki-laki
ini ternyata tidak hanya bisa mengacaukan hidupku tapi juga hatiku.
"Kau
mau terjaga sepanjang malam hmm?" tanyanya dengan mata tertutup.
"Eh?
Um.."
"Tidurlah.
Aku tidak akan melakukan apapun padamu."
"Mak..maksudmu?"
"Kalau
kau terjaga terus karena takut aku melakukan sesuatu padamu sekarang kau bisa
lebih tenang. Aku tidak akan melakukan apa-apa. Atau kau tidak bisa tidur
karena terpesona olehku?"
"Mworago?"
aku berusaha melepaskan diri dari pelukannya tadi Kyuhyun menarikku lagi. Ini
untuk pertama kalinya aku sedekat ini dengan laki-laki. Dan jantungku
berdebar-debar karenanya.
-Yoonhae
P.O.V end-
-Kyuhyun
P.O.V-
Baru
kali ini aku memeluk seorang wanita, selain omma dan Ahra noona tentunya, dan
rasanya nyaman sekali. Tubuhnya hangat. Aku menyukainya. Dia bisa membuatku
nyaman dengan pelukannya. Ahh apa yang kau pikirkan Cho Kyuhyun??
-Kyuhyun
P.O.V end-
-Yoonhae
P.O.V-
Aku
menggeliat. Tapi uhh kenapa tempat tidurku rasanya sempit sekali? Aku
mengerjap-ngerjapkan mata. Ada orang lain sedang tidur bersamaku??
"Kyaaaa!!"
BRUKK!!
"Aakk.
Ya! Kim Yoonhae kenapa kau menendangku huh?" omel Kyuhyun yang sekarang
sudah tergeletak di lantai.
"Kau...kenapa
tidur disini??"
"Kau
yang menyuruhku tidur disini semalam. Kau lupa?"
"Eh..aku?
Menyuruhmu?"
"Haish!
Semalam aku kedinginan dan kau menyuruhku tidur disini bersamamu."
Aku
mengingat-ingat kejadian semalam. Ahh benar aku yang menyuruhnya tidur di
tempat tidurku.
"Mianhae..."
kataku sambil melirik Kyuhyun yang berdiri dari lantai.
"Huh
kau selalu menyusahkanku Kim Yoonhae."
"Mwo?
Ya! Seharusnya aku yang bilang begitu. Kau yang selalu menyusahkanku Cho
Kyuhyun."
"Haish
kau ini."
"Aku
mau menyiapkan sarapan. Kau bereskan baju-baju kita. Kita pulang siang
ini."
"Ya!
Apa maksudmu menyuruh-nyuruhku begitu? Sirheo. Kau saja yang membereskan. Ya!
Kim Yoonhae kau dengar tidak?"
Kuacuhkan
Kyuhyun yang sedang berteriak-teriak di kamar. Aku segera turun dan menuju
dapur untuk menyiapkan sarapan. Kalau saja tidak karena aku sedang berada di
rumah orang tuaku aku tidak mau menyiapkan sarapan begini apalagi untuk setan
bodoh itu. Tidak akan.
"Omma
appa kami pulang dulu."
"Aigoo
kenapa kalian harus cepat- cepat kembali? Ini kan masih siang."
"Ada
tugas yang harus segera kuselesaikan omma. Kyuhyun juga besok ada ujian jadi
dia harus belajar."
"Keudaeyo?
Baiklah kali ini appa dan omma mengalah. Tapi kalian harus janji akan sering
mengunjungi kami. Ara?"
"Arasseoyo
abeonim. Kami akan sering-sering datang kesini."
"Kalau
begitu kami pergi dulu appa omma."
"Nae..kalian
berhati-hatilah. Dan ingat pesan appa & omma."
"Mwondae
omma?"
"Berikan
kami cucu yang lucu."
-Yoonhae
P.O.V End-
***
"Yoon-ah."
"Wae? Kenapa kau memanggilku begitu?"
"Wae? Itu panggilanmu kan?"
"Ya tapi hanya orang yang dekat denganku saja yang
memanggilku begitu."
"Aku kan suamimu. Apa aku tidak boleh memanggilmu
begitu?"
"Jangan pernah berpikiran kalau kau itu benar-benar suamiku
Cho Kyuhyun."
"Wae? Tapi itu kenyataannya kan?"
"Terserah kau sajalah. Aku sedang tidak ingin berdebat
denganmu." Yoonhae kembali berkutat dengan laptopnya.
"Yoon-ah...kau sedang apa?"
"Aku sedang membuat paper. Wae?"
"Aku sedang bosan." kata Kyuhyun sambil memainkan
PSPnya.
"Kau kan sedang bermain PSP. Biasanya kau tidak pernah bosan
pada PSP."
"Aku sedang bosan memainkannya." Kyuhyun meletakkan
PSPnya di meja dekat Yoonhae.
"Pergilah ke rumah Changmin."
"Ini hari sabtu Yoon-ah, Changmin pasti pergi dengan
yeojachingunya."
"Lalu kau mau apa huh?"
"Kau mau jalan-jalan denganku?"
"Nae?"
"Ayolah aku bisa mati kebosanan kalau begini terus."
"Tapi aku harus segera menyelesaikan paperku."
"Nanti aku bantu menyelesaikannya. Kajja." Kyuhyun
menarik tangan Yoonhae.
"Ahh yepputa. Aku suka sekali tempat ini."
"Kau suka?"
"Ehm. Dari dulu aku menyukai Sungai Han. Pemandangan malam
disini begitu bagus. Biasanya setiap hari sabtu malam disini ada kembang api.
Tapi kau harus menunggu sampai jam 10 malam baru kau bisa melihat kembang api
disini."
-Kyuhyun P.O.V-
Aku memperhatikan gadis yang sedang berceloteh disebelahku. Gadis
ini tidak pernah kulihat seceria ini sebelumnya. Aku tidak pernah melihat dia
tertawa seperti sekarang ini. Dan...Changmin benar Yoonhae memang berbeda
dengan gadis-gadis yang selama ini kukenal. Dia begitu apa adanya. Tidak banyak
menuntut dan dia gadis yang sederhana. Hanya dengan hal-hal sekecil ini dia bisa
tertawa bahagia.
"Yoon-ah...."
"Hmm?"
"Apa....kau bahagia?"
"Nae?" Yoonhae mengalihkan pandangannya padaku.
"Apa saat ini kau bahagia?"
"Kenapa kau tanyakan itu?"
"Ani."
Blar... Blar... Blar...
"Huwaaaa yepputtaaaa." Yoonhae berteriak kegirangan saat
melihat kembang api yang baru saja mulai menyala membuatku tersenyum
melihatnya.
Aku memarkir mobilku di garasi. Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini
hari. Aku menoleh ke sebelah kanan. Yoonhae tengah tertidur. Wajahnya polos
sekali dan sepertinya tidurnya sangat nyenyak hingga membuatku ragu untuk
membangunkannya. Aku turun dari mobil lalu berjalan ke sisi kanan, membuka
pintu mobil lalu menggendong Yoonhae menuju ke kamarnya. Perlahan kurebahkan
dia di tempat tidurnya. Ia hanya menggeliat pelan. Kututupi tubuhnya dengan
selimut.
Aku tidak segera pergi dari kamarnya dan malah duduk di tepi
tempat tidurnya. Kutelusuri wajahnya dengan mataku. Gadis ini cantik. Alisnya.
Matanya. Hidungnya. Bibirnya. Semuanya terbentuk sempurna. Kubelai lembut
pipinya. Halus. Kusibak beberapa helai rambut yang menutupi keningnya lalu
kukecup lembut keningnya. Ahh kenapa aku ingin menyentuhnya lebih? Perlahan
kudekatkan lagi wajahku padanya lalu kucium ujung hidungnya. Dan haish! Kenapa
pandanganku tertuju pada bibirnya? Bibir mungilnya yang berwarna pink itu
begitu menggoda. Ahh kenapa tiba-tiba hatiku bergetar begini? Aku merasa
jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Tanpa sadar jariku sudah meraba
bibir gadis itu. Aku menunduk lalu kukecup sekilas bibir mungil itu. Kuperhatikan
tiap lekukan wajahnya. Sungguh sempurna. Kukecup kelopak matanya. Ujung
hidungnya. Pipinya. Dan bibirnya. Yoonhae menggeliat dalam tidurnya. Ahh kenapa
tiba-tiba aku merasa tidak rela membayangkan laki-laki lain menyentuhnya? Dia
istriku. Hanya aku yang boleh menyentuhnya.
Aku menggelengkan kepalaku. Ahh apa yang sedang kau pikirkan Cho
Kyuhyun? Hilangkan pikiranmu itu. Apa yang kau lakukan pada gadis itu? Aku
berdiri lalu segera kembali ke kamarku. Aku segera mandi untuk menyegarkan
pikiranku yang sepertinya sedang konslet ini.
-Kyuhyun P.O.V end-
***
Ini hari minggu tapi Kyuhyun pagi-pagi sekali terbangun. Tidak.
Dia tidak terbangun. Lebih tepatnya dia memang susah tidur sejak semalam.
Bayangan wajah Yoonhae selalu datang setiap kali dia memejamkan mata.
"Haish! Kenapa aku terus memikirkan gadis itu?" Kyuhyun
mengacak-acak rambutnya sendiri. Lalu dia teringat telah mencium Yoonhae
semalam.
"Haish! Kenapa semalam aku menciumnya?"
Kyuhyun babo. Tidak ada yang menyuruhnya mencium Yoonhae. Dia
hanya mengikuti kata hatinya saat itu.
Frustasi, Kyuhyun akhirnya memutuskan untuk mandi. Dia berdiri di
bawah shower membiarkan air hangat itu menjernihkan pikirannya.
Sementara itu Yoonhae baru terbangun dari tidurnya.
"Hoaamh. Sudah pagi rupanya." Yoonhae mengerjap-ngerjapkan
matanya lalu menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya.
"Eo? Kenapa aku tidak memakai baju tidur?"
Yoonhae terheran karena dia masih memakai baju yang kemarin malam
dia pakai. Tidak biasanya dia tidak mengganti bajunya saat tidur.
"Ahh seingatku semalam Kyuhyun mengajakku pergi ke Sungai Han
tapi aku tidak tahu kapan kita pulang. Lalu bagaimana tiba-tiba aku ada di
kamar?" Yoonhae berbicara pada dirinya sendiri.
"Apa dia yang membawaku kesini?" Yoonhae tengah sibuk
dengan pikirannya sendiri hingga dia tidak menyadari kehadiran Kyuhyun di
kamarnya.
"Kau kenapa Yoon-ah?"
"Eh Kyu kau...sejak kapan ada disini?"
"Sejak kau berbicara pada dirimu sendiri." perkataan
Kyuhyun hanya disambut dengan cengiran oleh Yoonhae.
"Kyu jam berapa semalam kita pulang?"
"Jam 1, wae?"
"Ani. Aku hanya tidak ingat sama sekali jam berapa kita
pulang."
"Tentu saja kau tidak ingat karena kau tidur sepanjang
perjalanan pulang."
"Lalu bagaimana bisa aku berada di kamarku?"
"Menurutmu? Tentu saja aku yang membawamu kesini. Huff kau
berat sekali. Menyusahkanku saja."
"Aku tidak memintamu membawaku ke kamar."
"Ahh untuk apa aku bersusah-susah membawamu ke kamar semalam.
Kenapa tidak kubiarkan saja kau tidur di mobil dan kedinginan." kata
Kyuhyun sambil berlalu pergi.
"Kyu." Yoonhae memanggil Kyuhyun yang sudah berada di
ambang pintu.
"Wae?"
"Gomawo."
Kyuhyun berada di ruang tamu sedang mengerjakan paper Yoonhae
seperti yang telah ia janjikan semalam. Sedangkan Yoonhae tengah sibuk di
dapur.
"Yoon-ah bolehkah aku mengedit sedikit tulisanmu? Ada
beberapa kata-kata yang kurang
tepat."
"Eo. Lakukan saja Kyu."
Tak lama kemudian Yoonhae menghampiri Kyuhyun di ruang tamu sambil
membawa sepiring roti bakar.
"Hmm apa itu Yoon-ah? Baunya enak sekali."
"Igeo cicipilah. Aku baru saja membuat roti bakar."
Yoonhae meletakkan sepiring roti bakar itu di meja dekat Kyuhyun.
"Suapi aku." kata Kyuhyun manja.
"Mwo? Sirheo. Kau kan bisa makan sendiri."
"Ya kau tidak lihat aku sedang mengetik huh?"
Yoonhae terdiam. Akhirnya ia hanya bisa menuruti permintaan
Kyuhyun untuk menyuapinya. Dan senyum iblis itu pun terpampang di wajah tampan
itu.
"Bagaimana paperku?"
"Kau tenang saja. Sebentar lagi papermu selesai." kata
Kyuhyun sambil tetap fokus menatap laptop di depannya dan jarinya aktif menyentuh
keyboard.
-Yoonhae P.O.V-
Kyuhyun memenuhi janjinya untuk membantuku menyelesaikan paperku
tugas dari Jung Seongsaengnim yang kemarin sempat tertunda karena Kyuhyun
mengajakku pergi ke Sungai Han. Baru kali ini aku melihat dia begitu serius.
Ahh benar juga, aku buatkan saja dia sesuatu untuk menemaninya mengerjakan
paperku. Hitung-hitung sebagai balas budiku karena dia sudah mengajakku pergi
semalam dan mengerjakan paperku.
"Yoon-ah bolehkah aku mengedit sedikit tulisanmu? Ada
beberapa kata-kata yang kurang tepat
pemakaiannya." tanya Kyuhyun.
"Eo. Lakukan saja Kyu."
"Hmm sudah siap. Semoga Kyuhyun suka kue buatanku."
Aku menghampiri Kyuhyun yang berada di ruang tamu sambil membawa
sepiring roti bakar.
"Hmm apa itu Yoon-ah? Baunya enak sekali."
"Igeo cicipilah. Aku baru saja membuat roti bakar." aku
meletakkan sepiring roti bakar itu di meja dekat Kyuhyun.
"Suapi aku." kata Kyuhyun manja.
"Mwo? Sirheo. Kau kan bisa makan sendiri."
"Ya kau tidak lihat aku sedang mengetik huh?"
"Huff.." aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku mengambil
sepotong roti dengan garpu lalu menyuapinya.
Kyuhyun memakan roti suapanku tanpa mengalihkan pandangannya dari
laptop.
Deg.. Deg.. Deg..
Kenapa hatiku tiba-tiba berdebar begini? Tanpa sadar aku
memperhatikan dia yang sibuk mengetik. Meskipun dari samping kuakui kalau wajah
laki-laki ini memang sangat tampan. Hidungnya mancung. Alisnya tebal. Dan
bibirnya merah.
"Wae? Apa kau baru menyadari kalau suamimu ini tampan
sekali?"
Klontang..
Aku tidak sengaja menjatuhkan garpu yang kupegang karena terkejut.
"Ya..mwo mworago?"
"Dari tadi kau memandangiku terus."
"A..ani..siapa yang memandangimu?"
"Akui saja kalau kau terpesona melihat ketampananku
sampai-sampai waktu aku memintamu untuk menyuapiku lagi kau tidak
meresponku."
"Mwo?"
Omo.. Ottokae? Aku benar-benar malu sekarang ini. Wajahku terasa
memanas. Dan aku yakin warna wajahku sekarang tidak ada bedanya dengan warna
udang rebus.
"Aku ke toilet dulu." aku berniat beranjak dari samping
Kyuhyun tapi laki-laki itu menarik tanganku hingga aku terduduk lagi
disebelahnya.
"Kau mau kemana?"
"Aku...mau ke toilet."
"Tidak mau menyuapiku lagi?"
"Kau...makan saja sendiri."
Ya Tuhan. Laki-laki ini berhasil membuatku gugup dengan tatapan
mata cokelatnya yang tajam itu. Dia mendekatkan wajahnya hingga membuatku
sedikit memundurkan dudukku.
"Ani. Aku mau kau menyuapiku."
Kyuhyun semakin mendekatiku dan aku berusaha menjaga jarak
dengannya.
"Hati-hati Yoon-ah."
"Mwo?"
"Hati-hati."
"Kyaaaaa."
BRUK..
Aku terjatuh dari sofa. Beruntung kepalaku tidak membentur lantai
karena Kyuhyun dengan sigap menahanku meskipun pada akhirnya dia pun
terjatuh...di atasku. Dia menindihku. Wajah kami berdua begitu dekat dan mata
kami bertemu.
Tuhan kenapa kau menciptakan makhluk seperti dia yang bisa
mengacaukan seluruh hidupku?
"Gwaenchana?"
Aku mengangguk. Lidahku kelu hingga aku tidak sanggup mengeluarkan
sepatah katapun.
"Sudah kubilang hati-hati tapi kau malah terus mundur."
"K..Kyu.."
"Hmm?"
"Kau...berat."
Kyuhyun yang menyadari tubuhnya sedang menindihku segera beranjak
dari atasku. Cepat-cepat aku pergi dari hadapannya menuju ke kamarku. Aku
berdiri di belakang pintu. Kupegang dadaku yang sedang berdentum keras. Kuatur
nafasku yang sempat tercekat. Oh Tuhan apa yang terjadi padaku? Kenapa dadaku
berdebar setiap kali dekat dengan laki-laki itu? Kenapa rasanya darahku
berdesir setiap kali dia menatapku? Tidak. Tidak mungkin aku jatuh cinta
padanya. Aku tidak boleh jatuh cinta padanya.
"Yoon-ah."
"OMO!" aku terlonjak karena terkejut mendengar ketukan
di pintu kamarku.
"Wae?"
"Kau sedang apa?"
"Aku.... (aku tidak tahu harus berkata apa) aku...mau
mandi."
"Baguslah. Barusaja omma menelpon. Dia meminta kita untuk
datang di acara jamuan makan dengan pengusaha-pengusaha besar Korea nanti
malam."
"Ahh aku malas."
"Ya, kau harus datang. Kau itu istriku jadi kau harus
mendampingiku nanti malam. Appa dan omma juga akan datang."
Huff..lagi-lagi aku hars memainkan peranku malam ini.
"Arasseo."
"Kau berdandanlah yang cantik. Kita berangkat pukul 6
sore."
"Arasseo."
Kudengar langkah Kyuhyun menjauh. Huff..aku tidak suka acara-acara
seperti itu. Dulu setiap kali appa dan omma memintaku ikut menghadiri acara
perjamuan seperti itu selalu kutolak dengan alasan aku tidak suka keramaian.
Tapi kali ini aku tidak bisa menghindar. Terpaksa aku harus datang sebagai
menantu keluarga Cho dan istri dari Cho Kyuhyun. Huff..sepertinya akan
membosankan.
Segera aku mandi dan bersiap diri. Aku membuka lemari bajuku
memilih gaun apa yang akan kupakai. Semua gaun yang dibelikan Kyuhyun dulu
kucoba satu per satu. Akhirnya aku memutuskan untuk memakai gaun one shoulder
berwarna merah marun dan kupadukan dengan high heels hitam 9 cm dan tas kecil
berwarna hitam. Aku memakai make up minimalis tapi terkesan elegan. Rambut
hitam dan panjangku kuangkat dan kujepit di bagian atas. Sebagai sentuhan
terakhir kusematkan anting-anting mutiara pemberian omma Kyuhyun di telingaku
dan kusemprotkan parfum favoritku. Selesai. Aku mematut tampilanku di cermin.
Hmm sepertinya aku pintar berdandan juga.
-Yoonhae P.O.V end-
-Kyuhyun P.O.V-
Malam ini omma memintaku untuk ikut hadir dalam acara perjamuan
makan malam pengusaha-pengusaha besar Korea. Sebenarnya aku malas sekali datang
ke acara seperti itu. Pembicaraan disana pasti membosankan. Semua orang membahas
saham, eksport-import, penanaman modal dan sebagainya. Semua tentang bisnis
yang tidak kusukai. Tapi appa dan omma memaksaku ikut karena menurut mereka
akulah penerus perusahan Cho Corps nantinya.
Sudah pukul 7. Aku merapikan dasi merah yang kupakai lalu
menyematkan korsace kecil berwarna senada di saku jas hitamku. Kulihat
bayanganku di cermin. Haha aku memang sangat tampan. ;)
Aku mengambil kunci mobil lalu mencari Yoonhae.
"Yoon-ah kau sudah siap?"
"Eo. Tunggu sebentar Kyu aku akan segera keluar."
Aku menunggu Yoonhae di depan kamarnya. Kemudian pintu itu terbuka
dan...ahh apakah aku sedang berhalusinasi? Aku seperti melihat sesosok
bidadari. Yoonhae terlihat sangat berbeda malam ini. Dia begitu cantik. Gaun
malam merah selututnya itu benar-benar membuat tubuhnya terlihat anggun dan
ehmm seksi.
"Kajja aku sudah siap." katanya.
"Eh eo...kajja."
Huff...untung saja Yoonhae tidak menyadari kalau aku begitu
terpesona melihatnya malam ini. Kami pun pergi ke hotel tempat acara itu
diselenggarakan. Sesampainya disana aku melihat appa dan omma yang sedang
berbincang-bincang dengan beberapa koleganya. Kami berdua menghampiri orang
tuaku.
"Appa..omma.."
"Eo kalian sudah datang. Oh iya Tuan & Nyonya Kim
perkenalkan ini anakku dan istrinya."
Seperti yang sudah kuduga sebelumnya appa dan omma
memperkenalkanku sebagai penerus Cho Corps kepada semua koleganya yang hadir
pada malam itu. Sangat membosankan.
-Kyuhyun P.O.V end-
-Yoonhae P.O.V-
Acara telah usai dan aku membawa Kyuhyun pulang ke apartemen
karena dia sedang mabuk. Di acara jamuan makan malam tadi Kyuhyun bertemu
dengan sahabatnya, Changmin dan Minho, dan mereka bercerita sambil minum.
Aku membuka pintu apartemen lalu segera mengantar Kyuhyun ke
kamarnya. Kurebahkan dia di tempat tidur lalu kubantu dia melepas sepatu yang
ia kenakan. Aku bermaksud meninggalkan kamarnya tapi Kyuhyun menahanku.
"Wae?"
"Panas sekali...bantu aku melepas jasku." kata Kyuhyun
dengan suara paraunya.
"Haish..bangunlah." Aku menghampirinya dan membantunya
bangun kemudian kulepas jas hitam yang membalut tubuhnya.
"Ya! Kyuhyun mau apa kau?" tiba-tiba saja Kyuhyun
menarik tanganku hingga membuatku jatuh di tempat tidurnya.
"Temani aku Yoon-ah."
"Mwo?"
"Kau harus menemaniku malam ini."
"Aigoo kau itu sedang mabuk makanya bicaramu kacau seperti
ini."
"Ani...ani...aku tidak mabuk." Kyuhyun menggelengkan
kepalanya.
"Jelas-jelas mulutmu bau alkohol dan bicaramu kacau masih
saja tidak mengakui kalau kau mabuk." aku berusaha bangkit tapi lagi-lagi
Kyuhyun menahanku. Kali ini dengan tubuhnya. Dia menindihku.
"Ya! Lepaskan aku Cho Kyuhyun. Kau akan terima akibatnya
kalau kau berani macam-macam padaku."
"Hmphh.." Kyuhyun menciumku dengan kasar hingga
membuatku tak bisa berbicara. Aku berontak. Kudorong dadanya mencoba menjauhkan
tubuhnya dari tubuhku tapi Kyuhyun mengunci tanganku di kanan dan kiri tubuhku.
Aku benar-benar tidak bisa melawan kekuatannya. Kuhentak-hentakkan kakiku tapi
itu sama sekali tidak membantu.
"K...hmphh..." aku mencoba melepaskan ciumannya tapi dia
malah semakin menekankan bibirnya di bibirku. Kurasakan lidahnya mencoba
menerobos rongga mulutku. Aku benar-benar ketakukan. Aku tidak menyangka
Kyuhyun bisa berubah seganas ini. Kini tangan dan kakiku tidak lagi memberontak
karena tubuhku terasa lemas akibat perlakuannya. Kurasakan ciumannya melembut.
Dia mengulum bibir atas dan bibir bawahku secara bergantian. Aku sama sekali
tidak membalas ciumannya.
"K...Kyu...ku...mohon...hen...tikan..." kataku disela
ciumannya. Kyuhyun sama sekali tidak menggubrisku. Dia malah menyusupkan
tangannya di punggungku lalu menurunkan resleting gaun yang kupakai tanpa
melepas ciumannya.
"Mau....apaa....kau?"
Aku mencoba menahan tangannya tapi terlambat, gaunku sudah berada
di perutku kini hingga membuat braku terekspos.
"K..Kyu...an...dwae!"
Aku kembali berontak saat menyadari Kyuhyun melepas pengait braku
lalu menariknya hingga terlepas. Tangan kirinya kini sudah memainkan dadaku dan
tangan kanannya menyusup dari bawah gaunku dan meraba perut datarku.
Sebutir air mata jatuh di sudut mataku.
"Sshh...Hen...ti...kan..." Kyuhyun belum melepas
ciumannya, tangan kirinya masih aktif memainkan puncak dadaku dan tangan
kanannya kini meraba daerah pribadiku. Tiga perlakuannya benar-benar membuatku
tak berdaya. Sekuat tenaga aku berontak tapi aku tidak bisa melawan
kekuatannya.
"Hiks...ku...mohon...hen...sshh...ti...kan..."
Air mataku kembali membasahi pipiku.
***
Kyuhyun memijit keningnya saat ia terbangun. Dia merasa pusing,
mungkin karena terlalu banyak minum semalam. Kyuhyun beranjak dari tempat
tidurnya menuju kamar mandi tapi langkahnya terhenti saat dia melihat bayangan
tubuh di cermin.
"MWO?" dia terkejut mendapati tubuhnya tanpa sehelai
benang pun. Lalu dia menengok ke samping tempat tidurnya dan dia mendapati jas,
kemeja putih, celana hitam bahkan underwearnya tergeletak disana.
"Mwo?? Apa yang kulakukan semalam??"
Sudut mata Kyuhyun menangkap sesuatu di balik selimutnya.
Disingkirkannya selimut itu dan betapa terkejutnya dia begitu tau apa yang
tersembunyi disana.
"Darah??"
Segera Kyuhyun memakai pakaiannya lalu berjalan keluar kamar.
"Yoon-ah..." Kyuhyun mengetuk pintu kamar Yoonhae tapi
tidak ada jawaban.
"Yoon-ah buka pintunya." katanya sambil terus mengetuk
pintu kamar Yoonhae.
"Yoon-ah kumohon buka pintunya."
-Kyuhyun P.O.V-
Berkali-kali aku mengetuk pintu kamar Yoonhae tapi tidak ada
jawaban. Kuputar handle pintu kamarnya tapi terkunci.
BRAKK!!
Aku berhasil mendobrak pintu kamar Yoonhae dan kudapati gadis itu
sedang duduk di lantai di dekat tempat tidurnya sambil memeluk lutut
dan...menangis. Dia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Yoon-ah.." kusentuh bahunya yang bergetar.
"Neo gwaenchana (apa kau baik-baik saja?)"
"Pergi!"
"Yoon-ah apa yang terjadi?"
Gadis itu masih menangis.
"Apa...aku telah menyakitimu?" kuberanikan diri untuk
bertanya.
Tidak ada jawaban. Yang ada hanya tangisannya yang semakin
menjadi. Kupeluk tubuh gadis itu tapi dia mendorong tubuhku.
"Jangan sentuh aku!"
"Yoon-ah kumohon maafkan aku...aku menyesal telah
menyakitimu. Kumohon maafkan aku."
"Kau anggap apa aku sebenarnya? Aku bukan mainan yang bisa
kau mainkan kapanpun kau mau." Yoonhae berbicara ditengah tangisannya.
"Mianhae....jeongmal minhae Yoonhae-ah." aku mencoba
memeluk tubuh gadis itu tapi dia mendorong tubuhku lagi.
"Sekarang apa lagi yang kau inginkan? Kau sudah mendapatkan
semuanya. Sekarang apa lagi huh!"
Oh Tuhan, apa yang telah kulakukan pada gadis ini? Aku sudah
merebut miliknya yang paling berharga.
"Kau puas?!"
"Yoon-ah mianhae...aku benar-benar menyesal. Kumohon maafkan
aku."
Gadis itu menangis lagi. Aku mengutuk diriku sendiri atas apa yang
telah kulakukan padanya. Aku merasa menjadi laki-laki paling jahat di muka bumi
ini. Melihatnya dengan kondisi seperti ini membuatku sangat terpukul.
"Kau..puas huh?"
"Yoon-ah kumohon maafkan aku." aku memeluk gadis itu.
Kali ini dia tidak memberontak.
"Aku tahu berapa kalipun aku meminta maaf itu tidak akan
mengembalikan semuanya. Aku benar-benar sangat menyesal Yoon-ah. Aku berjanji
aku akan tetap berada disisimu dan bertanggung jawab atas hidupmu. Apapun yang
terjadi aku tidak akan meninggalkanmu."
***
Satu
bulan berlalu sejak peristiwa malam itu
yang membuat Yoonhae harus kehilangan kegadisannya. Sejak saat itu Yoonhae yang
periang berubah menjadi gadis pendiam dan pemurung. Tidak ada lagi ocehannya di
apartemen Kyuhyun. Tidak ada lagi teriakannya saat sedang berdebat dengam
Kyuhyun. Kyuhyun yang benar-benar menyadari bahwa itu semua adalah kesalahannya
selalu mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan gadis itu. Meskipun ia
sadar ia tidak mampu mengembalikan apa yang telah ia renggut dari gadis itu.
"Igeo."
Yoonhae
menyerahkan sebuah amplop besar kepada Kyuhyun lalu pergi ke kamarnya.
"Apa
ini?"
Tidak
ada jawaban dari Yoonhae. Kyuhyun pun membuka amplop itu dan membaca tulisan
yang ada di berkas-berkas yang ada di dalam amplop itu.
"Mwo?
Igae mwoya?"
Kyuhyun
menghentikan sarapannya lalu segera menghampiri Yoonhae di kamarnya.
"Yoon-ah
igae mwoya?" tanyanya sambil menunjukkan amplop itu kepada Yoonhae.
"Aku
sudah mengurus semuanya. Kau hanya perlu menandatangani berkas itu dan semuanya
selesai."
"Mwo?"
Kyuhyun menghentikan aktivitas Yoonhae yang sedang memasukkan baju-bajunya ke
dalam koper.
"Apa
yang kau lakukan Yoon-ah?"
"Setelah
kau tanda tangani surat cerai itu aku akan secepatnya pergi dari sini."
"Mwo??
Yoon-ah dengarkan aku." Kyuhyun menarik tubuh Yoonhae hingga berhadapan
dengannya. Ditatapnya gadis itu lekat-lekat.
"Sudah
kubilang aku tidak akan pernah pergi dari sisimu apapun yang terjadi. Dan apa
ini? Surat cerai? Aku tidak akan pernah menandatangani surat ini." Kyuhyun
merobek surat cerai itu di depan Yoonhae.
"Ya!
Kau.. Jangan mempersulitku. Kau hanya perlu menandatangani surat itu dan
semuanya akan berakhir."
"Aku
tidak ingin mengakhiri apapun denganmu Yoon-ah."
"Kontrak
kita sudah berakhir."
"Haish!!"
Kyuhyun
pergi ke kamarnya lalu kembali ke kamar Yoonhae dengan membawa surat kontrak
atau perjanjian yang dulu telah mereka tanda tangani.
"Lihat
ini." kata Kyuhyun sambil menunjukkan surat itu di depan Yoonhae lalu
merobeknya.
"Perjanjian
itu tidak ada."
Yoonhae
menunduk. Butiran kristal bening jatuh menyusuri pipinya.
"Sebenarnya
apa yang kau inginkan dariku?"
"Aku
ingin memulai semuanya dari awal denganmu. Aku ingin menjalani hari-hariku
bersamamu. Aku ingin..."
"Kalau
kau melakukan itu untuk menebus kesalahanmu itu tidak perlu. Aku bisa mengurus
hidupku sendiri. Dan tentang kejadian itu kau tidak perlu khawatir aku akan
melupakannya."
"Yoon-ah
kumohon jangan tinggalkan aku." Kyuhyun memeluk gadis itu.
"Aku
mencintaimu Kim Yoonhae. Aku mencintaimu Cho Yoonhae."
Yoonhae
bergeming di pelukan Kyuhyun.
"Aku
tahu setelah apa yang kulakukan padamu kau tidak lagi bisa percaya padaku
Yoon-ah. Tapi aku bersumpah aku benar-benar mencintaimu."
Yoonhae
menghapus air matanya lalu melepaskan pelukan Kyuhyun.
"Aku
harus pergi." Yoonhae mengambi kopernya lalu berjalan keluar kamar.
"Kumohon
jangan lakukan ini padaku. Jangan tinggalkan aku."
Kyuhyun
memeluk tubuh gadis itu dari belakang.
"Aku
akan meminta pengacaraku mengirimkan surat cerai padamu secepatnya." lalu
Yoonhae pun melangkah pergi.
"Yoonhae-ah
kumohon jangan pergi." Kyuhyun menahan tangan gadis itu tapi itu tidak
menghentikan langkah Yoonhae. Dia terus melangkah meninggalkan Kyuhyun yang
terus memanggilnya.
***
"Pernikahanmu
sudah berjalan 3 bulan lalu apa kau akan bercerai dengannya?"
"Pagi
ini Yoonhae mengajukan surat cerai padaku tapi aku merobeknya."
"Wae?
Kau tidak ingin bercerai?"
Kyuhyun
menggelengkan kepalanya.
"Sepertinya
aku mencintainya. Aku tidak ingin berpisah dengannya."
"Eo?
Jinjja? Kau mencintainya?"
"Entahlah.
Aku hanya ingin selalu berada di dekatnya. Tapi Yoonhae bersikeras ingin
bercerai dariku."
"Lalu
apa yang akan kau lakukan?"
"Aku
tidak akan pernah menceraikannya."
"Kau
kenapa Yoon-ah?"
Hoeek...
"Entahlah.
Mungkin aku masuk angin."
Hoeek..
Cheirim
sedang memijit tengkuk Yoonhae yang sepertinya ingin memuntahkan sesuatu dari
perutnya.
"Aigoo
wajahmu pucat sekali Yoon-ah. Ayo kuantar kau ke dokter."
"Tidak
perlu Cheirim-ah aku hanya perlu istirahat sebentar."
"Apa
kau yakin? Ayolah kita pergi ke dokter agar lebih yakin apa yang menyebabkanmu
begini."
"Baiklah."
-Yoonhae
P.O.V-
Ya
Tuhan apa lagi ini? Aku sudah cukup terluka mengetahui aku sudah tidak gadis
lagi dan sekarang aku harus menerima takdirku bahwa aku sedang mengandung anak
dari laki-laki itu. Apa yang harus aku lakukan Tuhan? Apakah Kau membenciku?
Apakah aku melakukan sebuah dosa besar hingga Kau menghukumku seperti ini?
Ting..
Tong..
Aku
berjalan menuju pintu apartemenku begitu kudengar bel rumahku berbunyi.
"Yoon-ah.."
Tamuku
yang tidak lain adalah Cho Kyuhyun memelukku begitu aku membukakan pintu
untuknya.
"Kau
mau apa lagi? Bukankah pengacaraku sudah mengirimkan surat cerai lagi padamu?
Kau hanya perlu menandatangani itu."
"Sebesar
itukah rasa bencimu padaku sampai kau tega memisahkan aku dengan anakku?"
Aku
melepas pelukan Kyuhyun.
"Da...darimana
kau tahu kalau aku..."
"Yoon-ah
kumohon beri aku kesempatan untuk mencintaimu dan mencintai anak kita."
"Ini
anakku. Kau tidak perlu bersusah payah untuk merawatnya karena aku sendiri yang
akan membesarkan dan merawatnya."
"Yoon-ah
kumohon jangan menyiksaku seperti ini." Kyuhyun berlutut di depanku sambil
menggenggam tanganku erat.
"Aku
tahu kesalahanku tidak akan termaafkan tapi kumohon biarkan aku merawat dan
menjaga kalian berdua. Kumohon Yoon-ah."
Aku
menangis. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Di satu sisi tentu saja
aku menginginkan anakku memiliki seorang ayah. Tapi di sisi lain aku belum bisa
sepenuhnya mempercayai Kyuhyun setelah apa yang dia lakukan padaku.
Kyuhyun
berdiri. Dia menatapku lalu menghapus air mataku dengan ibu jarinya.
"Kumohon
jangan menangis lagi Yoon-ah. Air matamu membuat hatiku sangat sakit."
"Apa
kau tau apa yang kurasakan? Sakit. Disini rasanya perih sekali." aku
menunjuk satu titik di dadaku. Kulihat Kyuhyun menitikkan air matanya. Baru
kali ini aku melihat laki-laki itu menangis.
"Mianhae
Yoon-ah...jeongmal mianhae. Aku akan bertanggung jawab atas kesalahanku."
"Kau
tidak perlu mengasihaniku."
"Aku
mencintaimu."
"....."
"Aku
mencintaimu Yoon-ah. Beri aku kesempatan untuk mencintai istri dan anakku.
Kumohon."
Aku
tidak tahu harus bagaimana. Yang kutahu aku hanya membiarkannya saat dia
mencium bibirku. Perlahan kehangatan menyusup di dadaku dan sedikit demi
sedikit menghapus rasa sakit yang ada di sana.
"Saranghae
Cho Yoonhae." Kyuhyun kembali menciumku lembut. Tak pernah kurasakan
ciuman yang seperti ini sebelumnya darinya. Ciuman yang sangat lembut. Tidak
menuntut. Tulus dan penuh makna. Disaat aku mulai menikmati ciumannya Kyuhyun
malah berhenti menciumku.
"Kita
mulai lagi semuanya dari awal, bagaimana?"
Aku
mengangguk. Sorot matanya yang tajam seperti mengisyaratkan sebuah ketulusan
dan aku tidak mampu menolaknya.
Dalam
hati aku berdoa, Tuhan jangan biarkan hatiku terluka lagi. Jangan biarkan aku
terpenjara dalam kegamangan hatiku. Jangan biarkan laki-laki ini melukaiku
lagi.
-Yoonhae
P.O.V end-
~00~~00~~00~