July 12, 2012

Belongs To You (Part 3)




Title : “Belongs To You (Part 3)”

Author : reny (@1206dpe)

Cast:

- Cho Kyuhyun

- Kim Yoonhae

- Other casts

~00~~00~~00~

Pernikahan Kyuhyun dan Yoonhae sudah berjalan satu bulan. Tapi sepertinya hubungan mereka masih tetap sama seperti dulu. Hubungan mereka susah untuk dijelaskan. Hanya di depan keluarga mereka saja mereka bersikap selayaknya suami-istri. Tapi di kampus mereka bahkan seperti orang yang tidak saling mengenal. Yoonhae memang meminta Kyuhyun untuk  tidak menemuinya di kampus karena dia tidak ingin menjadi bulan-bulanan para gadis yang mengejar-ngejar Kyuhyun. Mereka bertukar telepon atau sms hanya saat salah satu membutuhkan yang lain.

"Yeobseo."

"Eo?"

"Kyu apa week end ini kau sibuk?"

"Sepertinya tidak. Wae?"

"Omma baru saja menelponku. Omma dan appa meminta kita mengunjungi mereka akhir minggu ini. Otte?"

"Ehm. Joha. Kita ke Busan hari sabtu ini."

"Joha. Keureom aku akan mengabari omma."



***



Kyuhyun & Yoonhae baru saja sampai di Busan. Mereka segera menuju ke rumah orang tua Yoonhae menggunakan taksi.

"Ommaaa appaaa kami dataaaaang."

"Omo! Yoonhae-ah kau datang juga. Aigoo omma sangat merindukanmu." kata Nyonya Kim sambil memeluk anak semata wayangnya, Yoonhae.

"Ommoniem abeoniem apa kabar?" tanya Kyuhyun.

"Uri gwaenchana Kyuhyun-ah. Bagaimana kabar kalian berdua?"

"Uri do gwaenchana omma (kami berdua juga baik-baik saja omma)." jawab Yoonhae.

"Kalian pasti lelah. Istirahatlah sebentar." kata Tuan Kim.

"Aniyo appa. Nan jeongmal bogoshipposeo (aku sangat merindukan kalian) jadi aku ingin ngobrol banyak dengan omma dan appa."

"Ahh keudaeyo? (Ahh benarkah?) Kalau begitu kita mengobrol di taman belakang saja. Omma akan menyiapkan makanan kecil untuk  menemani kita."

"Aku bantu omma."

Yoonhae mengikuti Nyonya Kim menyiapkan makanan kecil dan minuman sedangkan Kyuhyun mengikuti Tuan Kim menuju taman belakang.

"Bagaimana pernikahan kalian berdua?"

"Ye...ahh kami bahagia abeoniem."

"Appa harap kalian berdua menjaga pernikahan kalian baik-baik."

"Ahh ye abeoniem."

"Kyuhyun-ah ngomong-ngomong kapan kalian akan punya anak? Appa dan omma sangat ingin memiliki cucu dari kalian."

"Nae?"



-Yoonhae P.O.V-



Aku baru kembali dari dapur sambil membawa makanan kecil saat kudengar appa berbicara pada Kyuhyun. Appa dan omma ingin cucu dari aku dan Kyuhyun? Omo! Bagaimana ini? Mana mungkin kami bisa memberi mereka cucu?

"Itu benar Kyuhyun-ah kami berdua sangat menginginkan cucu dari kalian." Omma yang berjalan dibelakangku menyetujui perkataan appa.

"Keu...keundae omma...aku masih belum siap memiliki anak."

"Wae Yoon-ah? Memiliki anak itu sesuatu yang menyenangkan."

aku melirik ke arah Kyuhyun dengan pandangan 'bagaimana ini' dan Kyuhyun membalas dengan pandangan 'aku tidak tahu'.

"Ehm..ommoniem abeoniem mungkin Yoonhae belum siap memiliki anak karena kami masih sama-sama kuliah."

"Aigoo itu tidak jadi masalah Kyu. Dulu omma juga sedang mengandung Yoonhae saat mengerjakan skripsi omma. Tapi Yoonhae appa sangat perhatian pada omma. Dia banyak membantu omma pada saat itu." kata omma sambil melihat appa yang sedang senyum-senyum.

"Yoon-ah Kyuhyun-ah pertimbangkan usul appa dan omma ya." kata appa.

"Ahh nae..." jawabku dan Kyuhyun berbarengan.

"Oh iya kalian menginaplah disini mumpung appa dan omma sedang ada di rumah."

"Menginap?"



-Yoonhae P.O.V End-



"Kyu umm...soal omongan orang tuaku tadi...jangan hiraukan."

"Omongan apa?" Kyuhyun masih asyik berkutat dengan PSPnya.

"Soal....anak."

Kyuhyun berhenti memainkan gamenya. Ia meletakkan PSPnya lalu menatap Yoonhae.

"Kau tidak ingin memiliki anak dariku?"

"Mwo? Sirheo! Aku tidak mau punya anak darimu. Kau harus ingat perjanjian kita." kata Yoonhae sambil menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Tapi orang tuamu sangat menginginkannya kan?" goda Kyuhyun.

"Sirheo. Hidupku sudah cukup kacau sejak aku mengenalmu. Aku tidak mau hidupku semakin kacau dengan hadirnya anak darimu. Lagipula 2 bulan lagi kita akan bercerai."

"Ya! Kecilkan suaramu Kim Yoonhae. Kau mau orang tuamu tahu rencana kita huh?"

Yoonhae menutup mulut dengan tangannya.

"Mianhae.."

"Sudahlah aku juga tidak mau punya anak dari wanita sepertimu."

"Mwo? Wanita sepertiku? Apa maksudmu dengan wanita sepertiku huh?"

"Kau sama sekali tidak lembut. Mana mungkin aku rela membiarkan anakku memiliki ibu sepertimu."

"Ya! Cho Kyuhyun seharusnya kau berterima kasih padaku karena aku bersedia menjadi istri pura-puramu bukannya malah mengataiku seperti itu."

"Terserah kau saja." Kyuhyun lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur Yoonhae.

"Ya! Kau tidak boleh tidur di kamarku." kata Yoonhae sambil menarik tangan Kyuhyun.

"Mwo? Lalu aku harus tidur dimana?"

"Terserah kau mau tidur dimana asal tidak di kamarku."

"Kau mau orang tuamu curiga melihatku tidur di sofa?"

"Oh um....keureom kau tidur di bawah saja kalau begitu."

"Mwo? Di lantai maksudmu?"

Yoonhae menyerahkan selimut tebal pada Kyuhyun.

"Igeo...kau pakai ini untuk tidur." lalu Yoonhae pun segera naik ke tempat tidurnya.

"Aigoo kenapa tidak ada sofa di kamarmu huh?"

"Aku tidak perlu itu."

"Haish! Kau benar-benar menyuruhku tidur di lantai?"

"...."

Tidak ada jawaban dari Yoonhae.

"Haish! Geu yeoja jinjja! (Gadis ini benar-benar!)"

Kyuhyun membungkus tubuhnya dengan selimut Yoonhae lalu ia tidur di lantai sedangkan Yoonhae sepertinya dia sudah berada di alam mimpinya.



Malam semakin larut dan udara Busan malam itu cukup dingin. Yoonhae terbangun dari tidurnya karena merasakan dinginnya hawa malam itu. Dia menarik selimut lebih tinggi hingga ke leher lalu kembali tidur.

"Omo! Kyuhyun." Yoonhae tiba-tiba terlonjak ketika teringat bahwa malam itu dia menyuruh Kyuhyun untuk tidur di lantai. Segera ia turun dari tempat tidurnya dan menghampiri Kyuhyun. Laki-laki itu tidur meringkuk sambil memeluk tubuhnya sendiri. Selimut menutupi hampir seluruh tubuhnya.

"Omona! Kyu bangun." Yoonhae menggoyang-goyang tubuh Kyuhyun. Namun tidak ada reaksi.

"Kyuhyun bangunlah. Kau boleh tidur di tempat tidurku."

"Hmm. Dingin sekali." Laki-laki itu terbangun. Tubuhnya sedikit gemetar. Sepertinya dia kedinginan.

"Bangunlah. Kau boleh tidur di tempat tidurku."

"Lalu kau?"

"Kita bisa berbagi."

Kyuhyun mengangguk. Yoonhae segera membantu laki-laki itu untuk bangkit dan menuntunnya ke tempat tidurnya yang sebenarnya tidak cukup besar. Kyuhyun berbaring masih dengan memeluk dirinya sendiri. Lalu Yoonhae berbaring disampingnya dengan sedikit menjaga jarak.

"Kau...kedinginan?" tanya Yoonhae.

"Menurutmu?"

"Mianhae...aku tidak bermaksud membuatmu jadi begini."

"Kau harus bertanggung jawab."

"Mwo?"

"Aku kedinginan karena kau. Jadi kau harus bertanggung jawab Kim Yoonhae."

Yoonhae tidak bisa mengelak karena memang dia yang menyuruh laki-laki itu tidur di lantai kamarnya yang cukup dingin.

"Jo...joha. Apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan aku?"

"Peluk aku."

"Nae?" Yoonhae memelototkan matanya lebar-lebar.

"Peluk aku. Kau tidak dengar?"

"Keu...keundae..."

"Kalau begitu tidak akan kumaafkan." kata Kyuhyun sambil merubah posisi membelakangi Yoonhae.

"Joha."

Mendengar Yoonhae menyetujui persyaratannya Kyuhyun pun tersenyum penuh kemenangan. Lalu dia berbalik menghadap Yoonhae.

"Ayo peluk aku." kata Kyuhyun.

Ragu, Yoonhae perlahan mendekati Kyuhyun yang masih meringkuk di balik selimut.

"Keundae Kyu..."

"Mwo? Kau tidak mau? Keureom..."

"Ani..ani..ani..aku mau."

Sekali lagi senyum iblis itu terpampang di wajah Kyuhyun. Kyuhyun membuka selimutnya lebar-lebar.

"Ya! Mwohaneungeoya (apa yang kau lakukan)?"

"Kalau kau memang mau menghangatkan tubuhku ayo kemarilah."

"Kau..."

Tanpa banyak bicara Kyuhyun mendekati Yoonhae lalu menariknya ke dalam selimut.



-Yoonhae P.O.V-



Kyuhyun menarikku ke dalam selimutnya lalu memelukku.

Deg...deg...deg...

Aku merasa jantungku bekerja 2x lebih cepat dari biasanya. Apa ini? Aku bisa merasakan tubuh laki-laki itu bergetar dan terasa dingin. Namun tubuh dinginnya mampu mengalirkan panas ketubuhku dan membuat darah di dalam tubuhku berdesir hebat.

"Tubuhmu hangat."

"Eh? Kyu.."

Kyuhyun mempererat pelukannya hingga aku bisa mencium aroma maskulin tubuhnya. Wajahku berada di lehernya kini. Kami berdua sangat dekat. Ya Tuhan. Kenapa aku ini? Kenapa hatiku tiba-tiba kacau begini? Laki-laki  ini ternyata tidak hanya bisa mengacaukan hidupku tapi juga hatiku.

"Kau mau terjaga sepanjang malam hmm?" tanyanya dengan mata tertutup.

"Eh? Um.."

"Tidurlah. Aku tidak akan melakukan apapun padamu."

"Mak..maksudmu?"

"Kalau kau terjaga terus karena takut aku melakukan sesuatu padamu sekarang kau bisa lebih tenang. Aku tidak akan melakukan apa-apa. Atau kau tidak bisa tidur karena terpesona olehku?"

"Mworago?" aku berusaha melepaskan diri dari pelukannya tadi Kyuhyun menarikku lagi. Ini untuk pertama kalinya aku sedekat ini dengan laki-laki. Dan jantungku berdebar-debar karenanya.



-Yoonhae P.O.V end-



-Kyuhyun P.O.V-



Baru kali ini aku memeluk seorang wanita, selain omma dan Ahra noona tentunya, dan rasanya nyaman sekali. Tubuhnya hangat. Aku menyukainya. Dia bisa membuatku nyaman dengan pelukannya. Ahh apa yang kau pikirkan Cho Kyuhyun??



-Kyuhyun P.O.V end-



-Yoonhae P.O.V-



Aku menggeliat. Tapi uhh kenapa tempat tidurku rasanya sempit sekali? Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Ada orang lain sedang tidur bersamaku??

"Kyaaaa!!"

BRUKK!!

"Aakk. Ya! Kim Yoonhae kenapa kau menendangku huh?" omel Kyuhyun yang sekarang sudah tergeletak di lantai.

"Kau...kenapa tidur disini??"

"Kau yang menyuruhku tidur disini semalam. Kau lupa?"

"Eh..aku? Menyuruhmu?"

"Haish! Semalam aku kedinginan dan kau menyuruhku tidur disini bersamamu."

Aku mengingat-ingat kejadian semalam. Ahh benar aku yang menyuruhnya tidur di tempat tidurku.

"Mianhae..." kataku sambil melirik Kyuhyun yang berdiri dari lantai.

"Huh kau selalu menyusahkanku Kim Yoonhae."

"Mwo? Ya! Seharusnya aku yang bilang begitu. Kau yang selalu menyusahkanku Cho Kyuhyun."

"Haish kau ini."

"Aku mau menyiapkan sarapan. Kau bereskan baju-baju kita. Kita pulang siang ini."

"Ya! Apa maksudmu menyuruh-nyuruhku begitu? Sirheo. Kau saja yang membereskan. Ya! Kim Yoonhae kau dengar tidak?"

Kuacuhkan Kyuhyun yang sedang berteriak-teriak di kamar. Aku segera turun dan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Kalau saja tidak karena aku sedang berada di rumah orang tuaku aku tidak mau menyiapkan sarapan begini apalagi untuk setan bodoh itu. Tidak akan.



"Omma appa kami pulang dulu."

"Aigoo kenapa kalian harus cepat- cepat kembali? Ini kan masih siang."

"Ada tugas yang harus segera kuselesaikan omma. Kyuhyun juga besok ada ujian jadi dia harus belajar."

"Keudaeyo? Baiklah kali ini appa dan omma mengalah. Tapi kalian harus janji akan sering mengunjungi kami. Ara?"

"Arasseoyo abeonim. Kami akan sering-sering datang kesini."

"Kalau begitu kami pergi dulu appa omma."

"Nae..kalian berhati-hatilah. Dan ingat pesan appa & omma."

"Mwondae omma?"

"Berikan kami cucu yang lucu."



-Yoonhae P.O.V End-



***

"Yoon-ah."

"Wae? Kenapa kau memanggilku begitu?"

"Wae? Itu panggilanmu kan?"

"Ya tapi hanya orang yang dekat denganku saja yang memanggilku begitu."

"Aku kan suamimu. Apa aku tidak boleh memanggilmu begitu?"

"Jangan pernah berpikiran kalau kau itu benar-benar suamiku Cho Kyuhyun."

"Wae? Tapi itu kenyataannya kan?"

"Terserah kau sajalah. Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu." Yoonhae kembali berkutat dengan laptopnya.

"Yoon-ah...kau sedang apa?"

"Aku sedang membuat paper. Wae?"

"Aku sedang bosan." kata Kyuhyun sambil memainkan PSPnya.

"Kau kan sedang bermain PSP. Biasanya kau tidak pernah bosan pada PSP."

"Aku sedang bosan memainkannya." Kyuhyun meletakkan PSPnya di meja dekat Yoonhae.

"Pergilah ke rumah Changmin."

"Ini hari sabtu Yoon-ah, Changmin pasti pergi dengan yeojachingunya."

"Lalu kau mau apa huh?"

"Kau mau jalan-jalan denganku?"

"Nae?"

"Ayolah aku bisa mati kebosanan kalau begini terus."

"Tapi aku harus segera menyelesaikan paperku."

"Nanti aku bantu menyelesaikannya. Kajja." Kyuhyun menarik tangan Yoonhae.



"Ahh yepputa. Aku suka sekali tempat ini."

"Kau suka?"

"Ehm. Dari dulu aku menyukai Sungai Han. Pemandangan malam disini begitu bagus. Biasanya setiap hari sabtu malam disini ada kembang api. Tapi kau harus menunggu sampai jam 10 malam baru kau bisa melihat kembang api disini."



-Kyuhyun P.O.V-



Aku memperhatikan gadis yang sedang berceloteh disebelahku. Gadis ini tidak pernah kulihat seceria ini sebelumnya. Aku tidak pernah melihat dia tertawa seperti sekarang ini. Dan...Changmin benar Yoonhae memang berbeda dengan gadis-gadis yang selama ini kukenal. Dia begitu apa adanya. Tidak banyak menuntut dan dia gadis yang sederhana. Hanya dengan hal-hal sekecil ini dia bisa tertawa bahagia.

"Yoon-ah...."

"Hmm?"

"Apa....kau bahagia?"

"Nae?" Yoonhae mengalihkan pandangannya padaku.

"Apa saat ini kau bahagia?"

"Kenapa kau tanyakan itu?"

"Ani."

Blar... Blar... Blar...

"Huwaaaa yepputtaaaa." Yoonhae berteriak kegirangan saat melihat kembang api yang baru saja mulai menyala membuatku tersenyum melihatnya.



Aku memarkir mobilku di garasi. Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Aku menoleh ke sebelah kanan. Yoonhae tengah tertidur. Wajahnya polos sekali dan sepertinya tidurnya sangat nyenyak hingga membuatku ragu untuk membangunkannya. Aku turun dari mobil lalu berjalan ke sisi kanan, membuka pintu mobil lalu menggendong Yoonhae menuju ke kamarnya. Perlahan kurebahkan dia di tempat tidurnya. Ia hanya menggeliat pelan. Kututupi tubuhnya dengan selimut.

Aku tidak segera pergi dari kamarnya dan malah duduk di tepi tempat tidurnya. Kutelusuri wajahnya dengan mataku. Gadis ini cantik. Alisnya. Matanya. Hidungnya. Bibirnya. Semuanya terbentuk sempurna. Kubelai lembut pipinya. Halus. Kusibak beberapa helai rambut yang menutupi keningnya lalu kukecup lembut keningnya. Ahh kenapa aku ingin menyentuhnya lebih? Perlahan kudekatkan lagi wajahku padanya lalu kucium ujung hidungnya. Dan haish! Kenapa pandanganku tertuju pada bibirnya? Bibir mungilnya yang berwarna pink itu begitu menggoda. Ahh kenapa tiba-tiba hatiku bergetar begini? Aku merasa jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Tanpa sadar jariku sudah meraba bibir gadis itu. Aku menunduk lalu kukecup sekilas bibir mungil itu. Kuperhatikan tiap lekukan wajahnya. Sungguh sempurna. Kukecup kelopak matanya. Ujung hidungnya. Pipinya. Dan bibirnya. Yoonhae menggeliat dalam tidurnya. Ahh kenapa tiba-tiba aku merasa tidak rela membayangkan laki-laki lain menyentuhnya? Dia istriku. Hanya aku yang boleh menyentuhnya.

Aku menggelengkan kepalaku. Ahh apa yang sedang kau pikirkan Cho Kyuhyun? Hilangkan pikiranmu itu. Apa yang kau lakukan pada gadis itu? Aku berdiri lalu segera kembali ke kamarku. Aku segera mandi untuk menyegarkan pikiranku yang sepertinya sedang konslet ini.



-Kyuhyun P.O.V end-



***



Ini hari minggu tapi Kyuhyun pagi-pagi sekali terbangun. Tidak. Dia tidak terbangun. Lebih tepatnya dia memang susah tidur sejak semalam. Bayangan wajah Yoonhae selalu datang setiap kali dia memejamkan mata.

"Haish! Kenapa aku terus memikirkan gadis itu?" Kyuhyun mengacak-acak rambutnya sendiri. Lalu dia teringat telah mencium Yoonhae semalam.

"Haish! Kenapa semalam aku menciumnya?"

Kyuhyun babo. Tidak ada yang menyuruhnya mencium Yoonhae. Dia hanya mengikuti kata hatinya saat itu.

Frustasi, Kyuhyun akhirnya memutuskan untuk mandi. Dia berdiri di bawah shower membiarkan air hangat itu menjernihkan pikirannya.



Sementara itu Yoonhae baru terbangun dari tidurnya.

"Hoaamh. Sudah pagi rupanya." Yoonhae mengerjap-ngerjapkan matanya lalu menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya.

"Eo? Kenapa aku tidak memakai baju tidur?"

Yoonhae terheran karena dia masih memakai baju yang kemarin malam dia pakai. Tidak biasanya dia tidak mengganti bajunya saat tidur.

"Ahh seingatku semalam Kyuhyun mengajakku pergi ke Sungai Han tapi aku tidak tahu kapan kita pulang. Lalu bagaimana tiba-tiba aku ada di kamar?" Yoonhae berbicara pada dirinya sendiri.

"Apa dia yang membawaku kesini?" Yoonhae tengah sibuk dengan pikirannya sendiri hingga dia tidak menyadari kehadiran Kyuhyun di kamarnya.

"Kau kenapa Yoon-ah?"

"Eh Kyu kau...sejak kapan ada disini?"

"Sejak kau berbicara pada dirimu sendiri." perkataan Kyuhyun hanya disambut dengan cengiran oleh Yoonhae.

"Kyu jam berapa semalam kita pulang?"

"Jam 1, wae?"

"Ani. Aku hanya tidak ingat sama sekali jam berapa kita pulang."

"Tentu saja kau tidak ingat karena kau tidur sepanjang perjalanan pulang."

"Lalu bagaimana bisa aku berada di kamarku?"

"Menurutmu? Tentu saja aku yang membawamu kesini. Huff kau berat sekali. Menyusahkanku saja."

"Aku tidak memintamu membawaku ke kamar."

"Ahh untuk apa aku bersusah-susah membawamu ke kamar semalam. Kenapa tidak kubiarkan saja kau tidur di mobil dan kedinginan." kata Kyuhyun sambil berlalu pergi.

"Kyu." Yoonhae memanggil Kyuhyun yang sudah berada di ambang pintu.

"Wae?"

"Gomawo."



Kyuhyun berada di ruang tamu sedang mengerjakan paper Yoonhae seperti yang telah ia janjikan semalam. Sedangkan Yoonhae tengah sibuk di dapur.

"Yoon-ah bolehkah aku mengedit sedikit tulisanmu? Ada beberapa  kata-kata yang kurang tepat."

"Eo. Lakukan saja Kyu."

Tak lama kemudian Yoonhae menghampiri Kyuhyun di ruang tamu sambil membawa sepiring roti bakar.

"Hmm apa itu Yoon-ah? Baunya enak sekali."

"Igeo cicipilah. Aku baru saja membuat roti bakar." Yoonhae meletakkan sepiring roti bakar itu di meja dekat Kyuhyun.

"Suapi aku." kata Kyuhyun manja.

"Mwo? Sirheo. Kau kan bisa makan sendiri."

"Ya kau tidak lihat aku sedang mengetik huh?"

Yoonhae terdiam. Akhirnya ia hanya bisa menuruti permintaan Kyuhyun untuk menyuapinya. Dan senyum iblis itu pun terpampang di wajah tampan itu.

"Bagaimana paperku?"

"Kau tenang saja. Sebentar lagi papermu selesai." kata Kyuhyun sambil tetap fokus menatap laptop di depannya dan jarinya aktif menyentuh keyboard.



-Yoonhae P.O.V-



Kyuhyun memenuhi janjinya untuk membantuku menyelesaikan paperku tugas dari Jung Seongsaengnim yang kemarin sempat tertunda karena Kyuhyun mengajakku pergi ke Sungai Han. Baru kali ini aku melihat dia begitu serius. Ahh benar juga, aku buatkan saja dia sesuatu untuk menemaninya mengerjakan paperku. Hitung-hitung sebagai balas budiku karena dia sudah mengajakku pergi semalam dan mengerjakan paperku.

"Yoon-ah bolehkah aku mengedit sedikit tulisanmu? Ada beberapa  kata-kata yang kurang tepat pemakaiannya." tanya Kyuhyun.

"Eo. Lakukan saja Kyu."

"Hmm sudah siap. Semoga Kyuhyun suka kue buatanku."

Aku menghampiri Kyuhyun yang berada di ruang tamu sambil membawa sepiring roti bakar.

"Hmm apa itu Yoon-ah? Baunya enak sekali."

"Igeo cicipilah. Aku baru saja membuat roti bakar." aku meletakkan sepiring roti bakar itu di meja dekat Kyuhyun.

"Suapi aku." kata Kyuhyun manja.

"Mwo? Sirheo. Kau kan bisa makan sendiri."

"Ya kau tidak lihat aku sedang mengetik huh?"

"Huff.." aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku mengambil sepotong roti dengan garpu lalu menyuapinya.  Kyuhyun memakan roti suapanku tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

Deg.. Deg.. Deg..

Kenapa hatiku tiba-tiba berdebar begini? Tanpa sadar aku memperhatikan dia yang sibuk mengetik. Meskipun dari samping kuakui kalau wajah laki-laki ini memang sangat tampan. Hidungnya mancung. Alisnya tebal. Dan bibirnya merah.

"Wae? Apa kau baru menyadari kalau suamimu ini tampan sekali?"

Klontang..

Aku tidak sengaja menjatuhkan garpu yang kupegang karena terkejut.

"Ya..mwo mworago?"

"Dari tadi kau memandangiku terus."

"A..ani..siapa yang memandangimu?"

"Akui saja kalau kau terpesona melihat ketampananku sampai-sampai waktu aku memintamu untuk menyuapiku lagi kau tidak meresponku."

"Mwo?"

Omo.. Ottokae? Aku benar-benar malu sekarang ini. Wajahku terasa memanas. Dan aku yakin warna wajahku sekarang tidak ada bedanya dengan warna udang rebus.

"Aku ke toilet dulu." aku berniat beranjak dari samping Kyuhyun tapi laki-laki itu menarik tanganku hingga aku terduduk lagi disebelahnya.

"Kau mau kemana?"

"Aku...mau ke toilet."

"Tidak mau menyuapiku lagi?"

"Kau...makan saja sendiri."

Ya Tuhan. Laki-laki ini berhasil membuatku gugup dengan tatapan mata cokelatnya yang tajam itu. Dia mendekatkan wajahnya hingga membuatku sedikit memundurkan dudukku.

"Ani. Aku mau kau menyuapiku."

Kyuhyun semakin mendekatiku dan aku berusaha menjaga jarak dengannya.

"Hati-hati Yoon-ah."

"Mwo?"

"Hati-hati."

"Kyaaaaa."

BRUK..

Aku terjatuh dari sofa. Beruntung kepalaku tidak membentur lantai karena Kyuhyun dengan sigap menahanku meskipun pada akhirnya dia pun terjatuh...di atasku. Dia menindihku. Wajah kami berdua begitu dekat dan mata kami bertemu.

Tuhan kenapa kau menciptakan makhluk seperti dia yang bisa mengacaukan seluruh hidupku?

"Gwaenchana?"

Aku mengangguk. Lidahku kelu hingga aku tidak sanggup mengeluarkan sepatah katapun.

"Sudah kubilang hati-hati tapi kau malah terus mundur."

"K..Kyu.."

"Hmm?"

"Kau...berat."

Kyuhyun yang menyadari tubuhnya sedang menindihku segera beranjak dari atasku. Cepat-cepat aku pergi dari hadapannya menuju ke kamarku. Aku berdiri di belakang pintu. Kupegang dadaku yang sedang berdentum keras. Kuatur nafasku yang sempat tercekat. Oh Tuhan apa yang terjadi padaku? Kenapa dadaku berdebar setiap kali dekat dengan laki-laki itu? Kenapa rasanya darahku berdesir setiap kali dia menatapku? Tidak. Tidak mungkin aku jatuh cinta padanya. Aku tidak boleh jatuh cinta padanya.

"Yoon-ah."

"OMO!" aku terlonjak karena terkejut mendengar ketukan di pintu kamarku.

"Wae?"

"Kau sedang apa?"

"Aku.... (aku tidak tahu harus berkata apa) aku...mau mandi."

"Baguslah. Barusaja omma menelpon. Dia meminta kita untuk datang di acara jamuan makan dengan pengusaha-pengusaha besar Korea nanti malam."

"Ahh aku malas."

"Ya, kau harus datang. Kau itu istriku jadi kau harus mendampingiku nanti malam. Appa dan omma juga akan datang."

Huff..lagi-lagi aku hars memainkan peranku malam ini.

"Arasseo."

"Kau berdandanlah yang cantik. Kita berangkat pukul 6 sore."

"Arasseo."

Kudengar langkah Kyuhyun menjauh. Huff..aku tidak suka acara-acara seperti itu. Dulu setiap kali appa dan omma memintaku ikut menghadiri acara perjamuan seperti itu selalu kutolak dengan alasan aku tidak suka keramaian. Tapi kali ini aku tidak bisa menghindar. Terpaksa aku harus datang sebagai menantu keluarga Cho dan istri dari Cho Kyuhyun. Huff..sepertinya akan membosankan.

Segera aku mandi dan bersiap diri. Aku membuka lemari bajuku memilih gaun apa yang akan kupakai. Semua gaun yang dibelikan Kyuhyun dulu kucoba satu per satu. Akhirnya aku memutuskan untuk memakai gaun one shoulder berwarna merah marun dan kupadukan dengan high heels hitam 9 cm dan tas kecil berwarna hitam. Aku memakai make up minimalis tapi terkesan elegan. Rambut hitam dan panjangku kuangkat dan kujepit di bagian atas. Sebagai sentuhan terakhir kusematkan anting-anting mutiara pemberian omma Kyuhyun di telingaku dan kusemprotkan parfum favoritku. Selesai. Aku mematut tampilanku di cermin. Hmm sepertinya aku pintar berdandan juga.



-Yoonhae P.O.V end-



-Kyuhyun P.O.V-



Malam ini omma memintaku untuk ikut hadir dalam acara perjamuan makan malam pengusaha-pengusaha besar Korea. Sebenarnya aku malas sekali datang ke acara seperti itu. Pembicaraan disana pasti membosankan. Semua orang membahas saham, eksport-import, penanaman modal dan sebagainya. Semua tentang bisnis yang tidak kusukai. Tapi appa dan omma memaksaku ikut karena menurut mereka akulah penerus perusahan Cho Corps nantinya.



Sudah pukul 7. Aku merapikan dasi merah yang kupakai lalu menyematkan korsace kecil berwarna senada di saku jas hitamku. Kulihat bayanganku di cermin. Haha aku memang sangat tampan. ;)

Aku mengambil kunci mobil lalu mencari Yoonhae.

"Yoon-ah kau sudah siap?"

"Eo. Tunggu sebentar Kyu aku akan segera keluar."

Aku menunggu Yoonhae di depan kamarnya. Kemudian pintu itu terbuka dan...ahh apakah aku sedang berhalusinasi? Aku seperti melihat sesosok bidadari. Yoonhae terlihat sangat berbeda malam ini. Dia begitu cantik. Gaun malam merah selututnya itu benar-benar membuat tubuhnya terlihat anggun dan ehmm seksi.

"Kajja aku sudah siap." katanya.

"Eh eo...kajja."

Huff...untung saja Yoonhae tidak menyadari kalau aku begitu terpesona melihatnya malam ini. Kami pun pergi ke hotel tempat acara itu diselenggarakan. Sesampainya disana aku melihat appa dan omma yang sedang berbincang-bincang dengan beberapa koleganya. Kami berdua menghampiri orang tuaku.

"Appa..omma.."

"Eo kalian sudah datang. Oh iya Tuan & Nyonya Kim perkenalkan ini anakku dan istrinya."

Seperti yang sudah kuduga sebelumnya appa dan omma memperkenalkanku sebagai penerus Cho Corps kepada semua koleganya yang hadir pada malam itu. Sangat membosankan.



-Kyuhyun P.O.V end-



-Yoonhae P.O.V-



Acara telah usai dan aku membawa Kyuhyun pulang ke apartemen karena dia sedang mabuk. Di acara jamuan makan malam tadi Kyuhyun bertemu dengan sahabatnya, Changmin dan Minho, dan mereka bercerita sambil minum.

Aku membuka pintu apartemen lalu segera mengantar Kyuhyun ke kamarnya. Kurebahkan dia di tempat tidur lalu kubantu dia melepas sepatu yang ia kenakan. Aku bermaksud meninggalkan kamarnya tapi Kyuhyun menahanku.

"Wae?"

"Panas sekali...bantu aku melepas jasku." kata Kyuhyun dengan suara paraunya.

"Haish..bangunlah." Aku menghampirinya dan membantunya bangun kemudian kulepas jas hitam yang membalut tubuhnya.

"Ya! Kyuhyun mau apa kau?" tiba-tiba saja Kyuhyun menarik tanganku hingga membuatku jatuh di tempat tidurnya.

"Temani aku Yoon-ah."

"Mwo?"

"Kau harus menemaniku malam ini."

"Aigoo kau itu sedang mabuk makanya bicaramu kacau seperti ini."

"Ani...ani...aku tidak mabuk." Kyuhyun menggelengkan kepalanya.

"Jelas-jelas mulutmu bau alkohol dan bicaramu kacau masih saja tidak mengakui kalau kau mabuk." aku berusaha bangkit tapi lagi-lagi Kyuhyun menahanku. Kali ini dengan tubuhnya. Dia menindihku.

"Ya! Lepaskan aku Cho Kyuhyun. Kau akan terima akibatnya kalau kau berani macam-macam padaku."

"Hmphh.." Kyuhyun menciumku dengan kasar hingga membuatku tak bisa berbicara. Aku berontak. Kudorong dadanya mencoba menjauhkan tubuhnya dari tubuhku tapi Kyuhyun mengunci tanganku di kanan dan kiri tubuhku. Aku benar-benar tidak bisa melawan kekuatannya. Kuhentak-hentakkan kakiku tapi itu sama sekali tidak membantu.

"K...hmphh..." aku mencoba melepaskan ciumannya tapi dia malah semakin menekankan bibirnya di bibirku. Kurasakan lidahnya mencoba menerobos rongga mulutku. Aku benar-benar ketakukan. Aku tidak menyangka Kyuhyun bisa berubah seganas ini. Kini tangan dan kakiku tidak lagi memberontak karena tubuhku terasa lemas akibat perlakuannya. Kurasakan ciumannya melembut. Dia mengulum bibir atas dan bibir bawahku secara bergantian. Aku sama sekali tidak membalas ciumannya.

"K...Kyu...ku...mohon...hen...tikan..." kataku disela ciumannya. Kyuhyun sama sekali tidak menggubrisku. Dia malah menyusupkan tangannya di punggungku lalu menurunkan resleting gaun yang kupakai tanpa melepas ciumannya.

"Mau....apaa....kau?"

Aku mencoba menahan tangannya tapi terlambat, gaunku sudah berada di perutku kini hingga membuat braku terekspos.

"K..Kyu...an...dwae!"

Aku kembali berontak saat menyadari Kyuhyun melepas pengait braku lalu menariknya hingga terlepas. Tangan kirinya kini sudah memainkan dadaku dan tangan kanannya menyusup dari bawah gaunku dan meraba perut datarku.

Sebutir air mata jatuh di sudut mataku.

"Sshh...Hen...ti...kan..." Kyuhyun belum melepas ciumannya, tangan kirinya masih aktif memainkan puncak dadaku dan tangan kanannya kini meraba daerah pribadiku. Tiga perlakuannya benar-benar membuatku tak berdaya. Sekuat tenaga aku berontak tapi aku tidak bisa melawan kekuatannya.

"Hiks...ku...mohon...hen...sshh...ti...kan..."

Air mataku kembali membasahi pipiku.



***



Kyuhyun memijit keningnya saat ia terbangun. Dia merasa pusing, mungkin karena terlalu banyak minum semalam. Kyuhyun beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi tapi langkahnya terhenti saat dia melihat bayangan tubuh di cermin.

"MWO?" dia terkejut mendapati tubuhnya tanpa sehelai benang pun. Lalu dia menengok ke samping tempat tidurnya dan dia mendapati jas, kemeja putih, celana hitam bahkan underwearnya tergeletak disana.

"Mwo?? Apa yang kulakukan semalam??"

Sudut mata Kyuhyun menangkap sesuatu di balik selimutnya. Disingkirkannya selimut itu dan betapa terkejutnya dia begitu tau apa yang tersembunyi disana.

"Darah??"

Segera Kyuhyun memakai pakaiannya lalu berjalan keluar kamar.

"Yoon-ah..." Kyuhyun mengetuk pintu kamar Yoonhae tapi tidak ada jawaban.

"Yoon-ah buka pintunya." katanya sambil terus mengetuk pintu kamar Yoonhae.

"Yoon-ah kumohon buka pintunya."



-Kyuhyun P.O.V-



Berkali-kali aku mengetuk pintu kamar Yoonhae tapi tidak ada jawaban. Kuputar handle pintu kamarnya tapi terkunci.

BRAKK!!

Aku berhasil mendobrak pintu kamar Yoonhae dan kudapati gadis itu sedang duduk di lantai di dekat tempat tidurnya sambil memeluk lutut dan...menangis. Dia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Yoon-ah.." kusentuh bahunya yang bergetar.

"Neo gwaenchana (apa kau baik-baik saja?)"

"Pergi!"

"Yoon-ah apa yang terjadi?"

Gadis itu masih menangis.

"Apa...aku telah menyakitimu?" kuberanikan diri untuk bertanya.

Tidak ada jawaban. Yang ada hanya tangisannya yang semakin menjadi. Kupeluk tubuh gadis itu tapi dia mendorong tubuhku.

"Jangan sentuh aku!"

"Yoon-ah kumohon maafkan aku...aku menyesal telah menyakitimu. Kumohon maafkan aku."

"Kau anggap apa aku sebenarnya? Aku bukan mainan yang bisa kau mainkan kapanpun kau mau." Yoonhae berbicara ditengah tangisannya.

"Mianhae....jeongmal minhae Yoonhae-ah." aku mencoba memeluk tubuh gadis itu tapi dia mendorong tubuhku lagi.

"Sekarang apa lagi yang kau inginkan? Kau sudah mendapatkan semuanya. Sekarang apa lagi huh!"

Oh Tuhan, apa yang telah kulakukan pada gadis ini? Aku sudah merebut miliknya yang paling berharga.

"Kau puas?!"

"Yoon-ah mianhae...aku benar-benar menyesal. Kumohon maafkan aku."

Gadis itu menangis lagi. Aku mengutuk diriku sendiri atas apa yang telah kulakukan padanya. Aku merasa menjadi laki-laki paling jahat di muka bumi ini. Melihatnya dengan kondisi seperti ini membuatku sangat terpukul.

"Kau..puas huh?"

"Yoon-ah kumohon maafkan aku." aku memeluk gadis itu. Kali ini dia tidak memberontak.

"Aku tahu berapa kalipun aku meminta maaf itu tidak akan mengembalikan semuanya. Aku benar-benar sangat menyesal Yoon-ah. Aku berjanji aku akan tetap berada disisimu dan bertanggung jawab atas hidupmu. Apapun yang terjadi aku tidak akan meninggalkanmu."



***



Satu bulan berlalu sejak peristiwa  malam itu yang membuat Yoonhae harus kehilangan kegadisannya. Sejak saat itu Yoonhae yang periang berubah menjadi gadis pendiam dan pemurung. Tidak ada lagi ocehannya di apartemen Kyuhyun. Tidak ada lagi teriakannya saat sedang berdebat dengam Kyuhyun. Kyuhyun yang benar-benar menyadari bahwa itu semua adalah kesalahannya selalu mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan gadis itu. Meskipun ia sadar ia tidak mampu mengembalikan apa yang telah ia renggut dari gadis itu.



"Igeo."

Yoonhae menyerahkan sebuah amplop besar kepada Kyuhyun lalu pergi ke kamarnya.

"Apa ini?"

Tidak ada jawaban dari Yoonhae. Kyuhyun pun membuka amplop itu dan membaca tulisan yang ada di berkas-berkas yang ada di dalam amplop itu.

"Mwo? Igae mwoya?"

Kyuhyun menghentikan sarapannya lalu segera menghampiri Yoonhae di kamarnya.

"Yoon-ah igae mwoya?" tanyanya sambil menunjukkan amplop itu kepada Yoonhae.

"Aku sudah mengurus semuanya. Kau hanya perlu menandatangani berkas itu dan semuanya selesai."

"Mwo?" Kyuhyun menghentikan aktivitas Yoonhae yang sedang memasukkan baju-bajunya ke dalam koper.

"Apa yang kau lakukan Yoon-ah?"

"Setelah kau tanda tangani surat cerai itu aku akan secepatnya pergi dari sini."

"Mwo?? Yoon-ah dengarkan aku." Kyuhyun menarik tubuh Yoonhae hingga berhadapan dengannya. Ditatapnya gadis itu lekat-lekat.

"Sudah kubilang aku tidak akan pernah pergi dari sisimu apapun yang terjadi. Dan apa ini? Surat cerai? Aku tidak akan pernah menandatangani surat ini." Kyuhyun merobek surat cerai itu di depan Yoonhae.

"Ya! Kau.. Jangan mempersulitku. Kau hanya perlu menandatangani surat itu dan semuanya akan berakhir."

"Aku tidak ingin mengakhiri apapun denganmu Yoon-ah."

"Kontrak kita sudah berakhir."

"Haish!!"

Kyuhyun pergi ke kamarnya lalu kembali ke kamar Yoonhae dengan membawa surat kontrak atau perjanjian yang dulu telah mereka tanda tangani.

"Lihat ini." kata Kyuhyun sambil menunjukkan surat itu di depan Yoonhae lalu merobeknya.

"Perjanjian itu tidak ada."

Yoonhae menunduk. Butiran kristal bening jatuh menyusuri pipinya.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?"

"Aku ingin memulai semuanya dari awal denganmu. Aku ingin menjalani hari-hariku bersamamu. Aku ingin..."

"Kalau kau melakukan itu untuk menebus kesalahanmu itu tidak perlu. Aku bisa mengurus hidupku sendiri. Dan tentang kejadian itu kau tidak perlu khawatir aku akan melupakannya."

"Yoon-ah kumohon jangan tinggalkan aku." Kyuhyun memeluk gadis itu.

"Aku mencintaimu Kim Yoonhae. Aku mencintaimu Cho Yoonhae."

Yoonhae bergeming di pelukan Kyuhyun.

"Aku tahu setelah apa yang kulakukan padamu kau tidak lagi bisa percaya padaku Yoon-ah. Tapi aku bersumpah aku benar-benar mencintaimu."

Yoonhae menghapus air matanya lalu melepaskan pelukan Kyuhyun.

"Aku harus pergi." Yoonhae mengambi kopernya lalu berjalan keluar kamar.

"Kumohon jangan lakukan ini padaku. Jangan tinggalkan aku."

Kyuhyun memeluk tubuh gadis itu dari belakang.

"Aku akan meminta pengacaraku mengirimkan surat cerai padamu secepatnya." lalu Yoonhae pun melangkah pergi.

"Yoonhae-ah kumohon jangan pergi." Kyuhyun menahan tangan gadis itu tapi itu tidak menghentikan langkah Yoonhae. Dia terus melangkah meninggalkan Kyuhyun yang terus memanggilnya.



***



"Pernikahanmu sudah berjalan 3 bulan lalu apa kau akan bercerai dengannya?"

"Pagi ini Yoonhae mengajukan surat cerai padaku tapi aku merobeknya."

"Wae? Kau tidak ingin bercerai?"

Kyuhyun menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya aku mencintainya. Aku tidak ingin berpisah dengannya."

"Eo? Jinjja? Kau mencintainya?"

"Entahlah. Aku hanya ingin selalu berada di dekatnya. Tapi Yoonhae bersikeras ingin bercerai dariku."

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Aku tidak akan pernah menceraikannya."



"Kau kenapa Yoon-ah?"

Hoeek...

"Entahlah. Mungkin aku masuk angin."

Hoeek..

Cheirim sedang memijit tengkuk Yoonhae yang sepertinya ingin memuntahkan sesuatu dari perutnya.

"Aigoo wajahmu pucat sekali Yoon-ah. Ayo kuantar kau ke dokter."

"Tidak perlu Cheirim-ah aku hanya perlu istirahat sebentar."

"Apa kau yakin? Ayolah kita pergi ke dokter agar lebih yakin apa yang menyebabkanmu begini."

"Baiklah."



-Yoonhae P.O.V-



Ya Tuhan apa lagi ini? Aku sudah cukup terluka mengetahui aku sudah tidak gadis lagi dan sekarang aku harus menerima takdirku bahwa aku sedang mengandung anak dari laki-laki itu. Apa yang harus aku lakukan Tuhan? Apakah Kau membenciku? Apakah aku melakukan sebuah dosa besar hingga Kau menghukumku seperti ini?

Ting.. Tong..

Aku berjalan menuju pintu apartemenku begitu kudengar bel rumahku berbunyi.

"Yoon-ah.."

Tamuku yang tidak lain adalah Cho Kyuhyun memelukku begitu aku membukakan pintu untuknya.

"Kau mau apa lagi? Bukankah pengacaraku sudah mengirimkan surat cerai lagi padamu? Kau hanya perlu menandatangani itu."

"Sebesar itukah rasa bencimu padaku sampai kau tega memisahkan aku dengan anakku?"

Aku melepas pelukan Kyuhyun.

"Da...darimana kau tahu kalau aku..."

"Yoon-ah kumohon beri aku kesempatan untuk mencintaimu dan mencintai anak kita."

"Ini anakku. Kau tidak perlu bersusah payah untuk merawatnya karena aku sendiri yang akan membesarkan dan merawatnya."

"Yoon-ah kumohon jangan menyiksaku seperti ini." Kyuhyun berlutut di depanku sambil menggenggam tanganku erat.

"Aku tahu kesalahanku tidak akan termaafkan tapi kumohon biarkan aku merawat dan menjaga kalian berdua. Kumohon Yoon-ah."

Aku menangis. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Di satu sisi tentu saja aku menginginkan anakku memiliki seorang ayah. Tapi di sisi lain aku belum bisa sepenuhnya mempercayai Kyuhyun setelah apa yang dia lakukan padaku.

Kyuhyun berdiri. Dia menatapku lalu menghapus air mataku dengan ibu jarinya.

"Kumohon jangan menangis lagi Yoon-ah. Air matamu membuat hatiku sangat sakit."

"Apa kau tau apa yang kurasakan? Sakit. Disini rasanya perih sekali." aku menunjuk satu titik di dadaku. Kulihat Kyuhyun menitikkan air matanya. Baru kali ini aku melihat laki-laki itu menangis.

"Mianhae Yoon-ah...jeongmal mianhae. Aku akan bertanggung jawab atas kesalahanku."

"Kau tidak perlu mengasihaniku."

"Aku mencintaimu."

"....."

"Aku mencintaimu Yoon-ah. Beri aku kesempatan untuk mencintai istri dan anakku. Kumohon."

Aku tidak tahu harus bagaimana. Yang kutahu aku hanya membiarkannya saat dia mencium bibirku. Perlahan kehangatan menyusup di dadaku dan sedikit demi sedikit menghapus rasa sakit yang ada di sana.

"Saranghae Cho Yoonhae." Kyuhyun kembali menciumku lembut. Tak pernah kurasakan ciuman yang seperti ini sebelumnya darinya. Ciuman yang sangat lembut. Tidak menuntut. Tulus dan penuh makna. Disaat aku mulai menikmati ciumannya Kyuhyun malah berhenti menciumku.

"Kita mulai lagi semuanya dari awal, bagaimana?"

Aku mengangguk. Sorot matanya yang tajam seperti mengisyaratkan sebuah ketulusan dan aku tidak mampu menolaknya.

Dalam hati aku berdoa, Tuhan jangan biarkan hatiku terluka lagi. Jangan biarkan aku terpenjara dalam kegamangan hatiku. Jangan biarkan laki-laki ini melukaiku lagi.



-Yoonhae P.O.V end-



~00~~00~~00~